Saya adalah penggemar berat Donnie Yen. Mungkin gak berat-berat amat sih, pokoknya kalo ditanya tentang aktor favorit ya jawabannya Donnie Yen karena saya memang sesuka itu sama film-film mandarin. Dan ketika menemukan Donnie Yen di film 14 Blades saya langsung naksir sama dia. Padahal dulu nonton itu karena aktornya Zhao Wei, si Putri Huan Zhu 😁.
Belakangan setelah saya mulai nggak terlalu mengikuti hawa nafsu untuk nonton, tiba-tiba suami ngasih tahu kalau Donnie Yen punya film baru. Literally dia yang ikut nge-direct filmnya, kayak Ip Man yang legendaris itu. Bukan sekadar ikut jadi aktor seperti di film Star Wars. Ngasih tahunya itu sambil ngajak nonton di laptop, seperti biasa. ✌ ![]() |
From here |
Saya tertarik untuk membuat tulisan tentang film ini karena di sini Donnie Yen berperan menjadi guru SMA. Penasaran aja karakter seperti apa yang akan dia perankan, karena saya nonton tanpa melihat trailer sebelumnya. Ternyata jalan ceritanya mirip sekali seperti drama serial Jepang yang juga saya sukai, Gokusen. Bedanya di sini Donnie Yen bukanlah mafia atau penjahat serupa. Dia berperan sebagai mantan tentara yang memutuskan untuk menjadi guru di almamaternya.
Persis seperti cerita Gokusen, Henry Chen yang diperankan oleh Donnie Yen kebagian jadi wali kelas untuk anak-anak yang bermasalah dengan highlights 5 murid yang punya latar belakang keluarga yang buruk. Selain itu, keberlangsungan sekolah tersebut ternyata juga sedang terancam dengan adanya rencana pembangunan sebuah real-estate atau pusat perbelanjaan(?!) --saya lupa-- tepat di lokasi sekolah itu, dan pemerintah yang sedang meninjau ulang bantuan untuk sekolah karena tidak satupun alumninya lulus tes perguruan tinggi tahun sebelumnya.
Henry Chen yang tidak punya latar belakang pendidikan ataupun pengalaman menjadi guru, memiliki gaya tersendiri dalam mengajar murid-muridnya. Salah satu yang menarik bagi saya adalah ketika dia berusaha menjelaskan bahaya merokok kepada murid-muridnya. Instead jelasin ini-itu yang pasti muridnya sudah tahu, dia mencoba menggali lebih jauh tentang bagaimana industri rokok memiskinkan masyarakat. Critical thinking, salah satu kompetensi inti bagi murid SMA yang selama ini saya pertanyakan penerapannya. Karena bahkan saya kesulitan menemukan kompetensi tersebut pada banyak mahasiswa.
Bukan Donnie Yen kalau tidak bersilat kungfu. Di film ini juga menyajikan adegan-adegan laga tingkat tinggi ala Donnie Yen. Walaupun nggak mendominasi, cukup lah untuk jadi penghias supaya filmnya lebih seru dan menarik.
![]() |
Belongs to Yahoo |
Sebuah kritik untuk dunia pendidikan (lagi)
Saya pikir ada banyak film-film dengan tema seperti ini. Penggambaran tentang buruknya kwalitas pendidikan dan segala hal yang berkaitan dengannya digambarkan dengan cukup gamblang di sini. Jelas sekali film ini ingin mengangkat profil ideal seorang guru, hubungan orang tua - anak - sekolah hingga sistem pendidikan itu sendiri. Secara sinematografi mungkin film ini biasa saja. Bahkan menurut saya alur dan ceritanya agak cepat dan berlebihan. Tapi mengingat nilai dan moral yang diangkat, saya nggak terlalu peduli dengan kekurangan itu.
Saya sendiri sebenarnya nggak terlalu setuju dengan tagline filmnya. Bagi saya, tetap harus ada rules dalam dunia pendidikan. Tapi pakem yang diterapkan itu tentulah harus sesuai dengan kebutuhan. Masalahnya, kebutuhan siapa yang harus diikuti? Kebutuhan orang tua, dunia kerja, atau si murid itu sendiri yang akan diikuti?! Atau bagaimana kalau ternyata ada aspek lain yang butuh untuk dipakai juga dalam pendidikan?!
Yang jelas, film ini telah ikut berperan untuk ikut membuka mata banyak orang tentang buruknya dunia pendidikan kita. Jika selama ini kita merasa sistem pendidikan Indonesia adalah yang terburuk, ternyata di Hong Kong juga seperti itu. India pun sama. Jepang tak jauh beda. Lalu muncul pertanyaan baru di kepala saya, jadi yang bagus seperti apa?! Apakah memang seperti Finlandia?! Tapi sekarang mereka sudah bukan yang terbaik, kalah dengan Korea Selatan yang ternyata juga banyak menuai kritik. 😐
However, film ini cocok untuk para guru dan orang tua atau siapapun yang ingin tontonan ringan tapi bermakna. Alur ceritanya ringan, mudah diikuti dan beberapa scene yang cukup menyentuh sukses membuat saya berkaca-kaca demi teringat orang tua. Adegan laganya juga nggak terlalu berlebihan jika dibandingkan dengan film-film Donnie Yen yang lain. Jadi meskipun cuma mendapat rating 6,4/10 di IMDB, saya tetap memasukkannya dalam daftar film rekomendasi untuk nobar guru 😁.
9 Comments
Wah jadi penasaran filmnya, langsung coba cari di yt ah...
ReplyDeleteBegitukah cerminan dunia pendidikan saat ini??
Dan benarkah dunia pendidikan saat ini lebih ke bussinis nya ketimbang ke kualitas pengajaran nya..
Semoga tidak demikian. Karena dengar langsung ada ynag bilang seperti itu.
Ya kenyataannya memang bisnis di bidang pendidikan termasuk yang paling menjanjikan disamping bisnis kuliner dan lainnya
DeleteJadi pengen nonton big brother,download filmnya dimana Mba? Aku juga suka banget sm drama gokusen, sampe kuulang2. Ada lucunya, sedihnya dan pastinya bnyk pelajaran hidup :)
ReplyDeleteNggak tau juga deh, suami yang hobi donlot film 😅 mestinya udah banyak soalnya ini udah lumayan lama rilisnya. Asal pinter nyelip-nyelip di google pasti ketemu ✌
DeleteGak nyangka ternyata seorang Mb Tika punya sosok aktor favorit juga hahaha. Omong-omong, alur ceritanya seru ya. Ringan tapi banyak pesannya. Makasih infonya Mbak :)
ReplyDeletePenasaran Mbk apalagi tema pendidikan ya. Aku juga suka nonton tema pendidikan, peran sebagai guru emang enggak mudah kalau di film kan bisa ikutan belajar ya.
ReplyDeletesaya setujuh sih sistem pendidikan sekarang lebih ke arah bisnis. itu kenyataannya. untuk film big brother ini aku belum nonton. tetapi sama sering nonton filmnya yang diperankan oleh donni yans. terutama di film ip man
ReplyDeleteKok kayak pernah nonton, ya? Kayak dejavu?😂😂, mungkin cuplikannya, ya.
ReplyDeleteJadi kepo dong saya.
ReplyDeleteSeriuuuussss, kayaknya abis ini langsung mau nyari, mau nonton langsung hahaha