Saya senyum-senyum sendiri
ketika membaca rubrik Nuansa di Lampung Post, 13 Februari lalu. Dalam
rubrik itu, Rinda Mulyani yang merupakan wartawan koran tersebut
mengangkat tema tentang Jimat Bawang yang dipercaya dapat menangkal
penyakit bagi bayi yang baru lahir. Sebagai orang jawa yang masih cukup
lekat dengan budaya leluhur, saya pun sempat mendapat wejangan dari
orang tua untuk menghindari makanan atau minuman tertentu dan dianjurkan
untuk melakukan beberapa hal. Diantaranya tidak boleh makan atau minum
tebu ketika hamil, tidak boleh makan nanas, durian, tape, dll.
Untuk sebagian orang, hal-hal semacam itu mungkin dianggap mitos yang tidak masuk akal. Dalam hati kecil sebenarnya saya juga kurang bisa menerimanya. Namun sebagaimana budaya yang sudah ada, tidak akan berguna menanyakan sebab mitos-mitos tersebut muncul dan dipercaya. Dan saya menuruti perkataan orang tua saya hanya sebagai wujud taat terhadap orang tua. Sampai akhirnya beberapa fakta penting mengenai mitos-mitos itu saya temui dan membuat saya tidak punya alasan untuk tidak menurutinya.
Ketika seorang ibu sedang mengandung atau menyusui, tentunya ia akan selalu berusaha untuk menjaga kondisi kanduangan atau bayinya selalu dalam keadaan sehat dan jauh dari virus atau penyakit. Satu fakta mengejutkan saya temui ketika membaca sebuah artikel di internet bahwa mengonsumsi tebu ketika hamil bisa mengakibatkan diabetes gestational (diabetes kehamilan) dan bayi yang lahir akan menderita diabetes. Tentu saja, setelah membaca artikel tersebut saya makin yakin untuk tidak minum es tebu yang banyak ditemui di pinggir jalan.
Berikutnya ketika membaca koran hari kamis lalu, saya makin terperangah. Dalam budaya jawa, biasanya kepala atau ubun-ubun bayi yang baru lahir akan dihiasi dengan bawang merah yang dihaluskan. Katanya supaya terhindar dari penyakit sawan -kalau tidak salah-. Bagi kita yang berpikiran modern, tentu saja hal ini menggelikan. Namun, faktanya ternyata bawang mampu menyerap virus-virus jahat penyebab influenza. Anda bisa lihat lebih detil di tayangan Syafa'at edisi 12 Februari untuk keterangan lebih lanjut. Setelah mengetahui hal ini, saya jadi yakin untuk tidak menolak jika ibu saya nanti menerapkan kebiasaan meletakkan ulekan bawang merah di ubun-ubun anak saya jika ia lahir nanti -insya Allah-.
Sejujurnya, setelah mengetahui fakta-fakta menarik seputar mitos di budaya masyarakat kita saya jadi makin penasaran jangan-jangan masih banyak mitos-mitos lain yang sebenarnya bermanfaat bagi kita namun terabaikan karena kesombongan kita dengan canggihnya teknologi dan majunya ilmu pengetahuan. Tentu saja bukan mitos yang sudah jelas berbau kesyirikan dan meruntuhkan aqidah.
Untuk sebagian orang, hal-hal semacam itu mungkin dianggap mitos yang tidak masuk akal. Dalam hati kecil sebenarnya saya juga kurang bisa menerimanya. Namun sebagaimana budaya yang sudah ada, tidak akan berguna menanyakan sebab mitos-mitos tersebut muncul dan dipercaya. Dan saya menuruti perkataan orang tua saya hanya sebagai wujud taat terhadap orang tua. Sampai akhirnya beberapa fakta penting mengenai mitos-mitos itu saya temui dan membuat saya tidak punya alasan untuk tidak menurutinya.
Ketika seorang ibu sedang mengandung atau menyusui, tentunya ia akan selalu berusaha untuk menjaga kondisi kanduangan atau bayinya selalu dalam keadaan sehat dan jauh dari virus atau penyakit. Satu fakta mengejutkan saya temui ketika membaca sebuah artikel di internet bahwa mengonsumsi tebu ketika hamil bisa mengakibatkan diabetes gestational (diabetes kehamilan) dan bayi yang lahir akan menderita diabetes. Tentu saja, setelah membaca artikel tersebut saya makin yakin untuk tidak minum es tebu yang banyak ditemui di pinggir jalan.
Berikutnya ketika membaca koran hari kamis lalu, saya makin terperangah. Dalam budaya jawa, biasanya kepala atau ubun-ubun bayi yang baru lahir akan dihiasi dengan bawang merah yang dihaluskan. Katanya supaya terhindar dari penyakit sawan -kalau tidak salah-. Bagi kita yang berpikiran modern, tentu saja hal ini menggelikan. Namun, faktanya ternyata bawang mampu menyerap virus-virus jahat penyebab influenza. Anda bisa lihat lebih detil di tayangan Syafa'at edisi 12 Februari untuk keterangan lebih lanjut. Setelah mengetahui hal ini, saya jadi yakin untuk tidak menolak jika ibu saya nanti menerapkan kebiasaan meletakkan ulekan bawang merah di ubun-ubun anak saya jika ia lahir nanti -insya Allah-.
Sejujurnya, setelah mengetahui fakta-fakta menarik seputar mitos di budaya masyarakat kita saya jadi makin penasaran jangan-jangan masih banyak mitos-mitos lain yang sebenarnya bermanfaat bagi kita namun terabaikan karena kesombongan kita dengan canggihnya teknologi dan majunya ilmu pengetahuan. Tentu saja bukan mitos yang sudah jelas berbau kesyirikan dan meruntuhkan aqidah.
0 Comments