Apakah masih ada tempat untukkku di sini?

Masih adakah tempat untukku di rumah ini? Masih adakah rindu dan harap yang dulu kalian simpan untukku?

Aku menyesal karena tak bisa jadi apa yang kalian inginkan. Tapi tak adakah kesempatan untukku untuk membahagiakan kalian dengan cara yang bisa aku lakukan?

Aku tahu kalian kecewa karena aku hanya mampu jadi aku yang sekarang, bukan aku yang kalian rencanakan dulu. Aku tahu betapa sakit hati kalian ketika dulu aku memilih untuk menjalani pilihan hidupku sendiri. Tanpa kalian. Dan akhirnya kita berpisah –tepatnya, kutinggalkan kalian- karena terlalu mustahil untuk kalian menerima pilihan hidupku dan terlalu berat untukku menjalani pilihan kalian untukku.

Dan kini, aku pun tahu betapa kalian rindu padaku. Rindu aku ada di antara kalian, berkumpul sebagai keluarga. Dan sungguh, aku pun ingin kalian tahu bahwa aku menangis setiap kali mengingat semua kebodohanku dulu yang memilih untuk meninggalkan kalian. Tapi sepertinya kalian masih seperti yang dulu. Selalu meragukan kesungguhan hatiku, selalu menyangsikan kesaksianku atas cintaku pada kalian.

Tahukah? bukan aku tak berusaha untuk memenuhi keinginan kalian. Aku belajar, mencoba, gagal, berusaha, jatuh, bangkit lagi dan masih tetap saja tak pernah aku merasakan nikmat melakukan sesuatu yang kalian cintai itu. Hingga akhirnya aku lelah dan memutuskan untuk meninggalkannya sementara. Ya, sementara. Sungguh, suatu saat ketika aku benar-benar telah mampu meraih mimpi-mimpiku, aku akan dengan senang hati mencoba kembali mengikuti jejak langkah kalian. Tapi itu nanti. Saat ini aku ingin menjadi diriku, melakukan hal-hal yang ingin aku lakukan yang mungkin bagi kalian adalah kesia-siaan. Tapi inilah aku.

Tak bisakah, kita mulai berkompromi terhadap apa yang kita yakini selama ini? Bahwa aku tak berguna, bahkan hanya bisa membawa aib bagi kalian itu (mungkin) benar. Dan tak bisakah aku memperbaiki kesalahanku 8 tahun lalu itu? Tak bisakah aku kembali menjadi bagian dari utuhnya keluarga ini? Tak bisakah?
Aku sangat ingin kalian memahami bahwa betapapun kalian membenci ‘tempat asalku’, aku tetaplah aku yang tak mungkin bisa merubah sejarah tentangku dan aliran darah yang mengalir dalam tubuhku. Bahkan aku saat ini adalah juga hasil dari apa yang kalian ajarkan padaku selama ini. Ini gen yang ada dalam tubuhku memang bukan kalian, tapi ini sifat yang melekat pada diriku adalah apa yang kalian tanamkan dengan baik hingga menjadi aku saat ini.

Lalu pada apakah aku akan berharap jika bukan pada kecintaan dan kerinduan kalian yang sungguh masih bisa kubaca di tatap mata kalian? Pada siapakah aku akan kembali jika bukan pada kalian yang selama ini aku sebut sebagai orang tuaku? Dan kemanakah aku akan pulang jika bukan ke rumah ini yang selama ini telah menempaku menjadi aku yang sekarang ini?

Post a Comment

0 Comments