about new glasses

Selama ini saya tak pernah punya keinginan untuk menjadi orang yang berkacamata. Sekalipun tak pernah. Sesekali memang, saya senang melihat orang lain yang tampak lebih anggun, cantik, imut, pintar ketika memakainya. Tapi saya tak pernah punya keinginan untuk menggunakan kacamata supaya terlihat seperti itu.

Sekarang pun ketika telah jelas vonis asigmatic-eye jatuh pada kedua mata saya, rasanya beraaat sekali untuk menggunakannya. Pertama kali memakai kacamata, memang sangat nyaman. Karena semua yang selama ini tampak terbayangi oleh gradasi menjadi bening dan jernih. Terang, jelas, seperti dunia ini menampakkan semua keindahannya. Tapi ternyata, lama-kelamaan mulai terasa pandangan mata ini jadi terbatas pada dua lensa persegi yang menggantung di hidung. Ketika dilepas, keindahan yang terlihat dari bantuan 'sang kaca' pun hilang. Buram kembali.

Saya mulai iri pada orang-orang yang dapat melihat jelas tanpa bantuan kacamata. Mereka bisa melihat tanpa gangguan benda yang membebani hidung dan telinga mereka. Sementara bagi yang berkacamata, ia tak akan bisa melihat keindahan dunia jika kehilangan kacamatanya. Atau pun jika kacamatanya kotor dan tergores, pandangannya pun akan terganggu. Lalu saya mulai memikirkan untuk menyembuhkan penyakit mata saya ini. Lewat terapi tetes mata dengan ramuan madu dan beberapa cairan herbal lainnya, sedikit demi sedikit saya sangat berharap agar mata saya bisa kembali normal. Karena saya sangat rindu pada nyamannya melihat dengan 'cukup' kedua mata saya.



Post a Comment

0 Comments