Tadi malam ketika membuat planner untuk Februari, saya sempat sedikit shock ketika melihat betapa waktu begitu cepat berlalu. Ujug-ujug sudah pekan kedua saja, dan saya melewatkan pekan pertama bulan ini tanpa bujoing. I'm so overwhelmed in the first of this month karena banyak tugas dan kegiatan di luar rumah.
Aktifitas bullet journaling memang butuh konsistensi yang ekstra. Saya sudah tahu itu sejak pertama kali mencoba searching di blog maupun YouTube tentang ini. Makanya ketika Desember kemarin gagal mencoba, saya ulang lagi di Januari yang ternyata gagal lagi. Padahal saya sudah sampai tahap yang lumayan jauh.
Bulan Januari kemarin saya pikir akan jadi bulan produktif, tapi rupanya saya belum beruntung. Target menulis setiap hari belum berhasil karena Alhamdulillah saya mulai punya banyak kegiatan. Keinginan untuk menjadi bullet journalist juga sempat saya review ulang karena nyatanya saya kesulitan membuat jadwal untuk mengisi bullet journal.
Tapi sebenarnya saya nggak sepenuhnya gagal sih. Paling tidak monthly log sangat membantu saya dalam beraktifitas sehingga semua kegiatan jadi lebih terorganisir. Saya sempat membuat daily log yang hanya bertahan dua hari. Begitu juga dengan weekly spread yang tidak sempat terisi penuh. Akhirnya saya memutuskan membuat panduan daily routine dan perfectly worked untuk mengatur jadwal ketika saya stay di rumah.
Saking riweuhnya jadwal bulan lalu, saya sampai lalai membuat bullet journal. Dan setelah beberapa saat berlalu saya mulai sadar bahwa sebenarnya yang membuat riweuh itu bukan kegiatan yang banyak. Tapi justru karena saya yang tidak merencanakan semua kegiatan itu dengan baik. Makanya walaupun sudah telat lebih dari satu pekan, saya tetap membuat bujo untuk bulan ini.
Bisa dibilang, menjalani aktifitas di awal tahun ini dengan bantuan bujo benar-benar membuat saya lebih produktif dibanding tahun lalu. Apalagi karena sekarang saya sudah tidak jadi guru sekolah jadi jadwal bisa gonta-ganti sewaktu-waktu. Kebutuhan akan planner jadi sangat mendesak buat saya. Lihat saja hari ini saya langsung semangat nulis setelah tadi malam nge-bujo. 😅
Pagi ini saya coba blogwalking lagi untuk mencari inspirasi. Dan kebetulan belum lama ini master journalist Indonesia ewafebri.com memosting artikel tentang tips supaya konsisten mengisi bullet journal. Setelah membacanya saya akhirnya sadar bahwa selama ini memang saya terlalu berlebihan. Saya memang ingin bujo yang fungsional. Tapi saya lupa bahwa sebaiknya memulai bujo atau apapun itu sebaiknya dari yang paling simpel dulu. Karena ingin mengorganisir semua hal, saya membuat terlalu banyak collection yang tidak perlu. Maka bulan ini saya memutuskan untuk melupakan segala macam pernak-pernik collection dan fokus pada planner pekanan saja terlebih dahulu. Alih-alih membuat spread yang warna-warni dengan lettering ala-ala, saya hanya membuat monthly log dan weekly spread. Tadinya mau membuat habit tracker, tapi saya urungkan. Khawatir gagal lagi. Saya ingin konsisten dengan yang sederhana ini saja dulu sampai beberapa bulan kedepan sebelum bereksplorasi dengan macam-macam collection dan dekorasi.
7 Comments
Wah saya kudet nih kayaknya. Saya belum terlalu mengenal tentang ini. Sepertinya keren buat dicoba juga.
ReplyDeleteSaya setuju bahwa memulai sesuatu itu mulailah dengan hal sederhana dulu agar kita lebih mudah mengembangkannya. Semangat mbak. J
Ayo dicoba Mbak. Muslim kan harus tersusun urusannya.
DeleteKeren ini bojunya saya malah nulis di kertas aka apa yang mau ditulis, coret-coret jadikan kerangka cerita, cari foto terus nulis deh
ReplyDeleteIya Mbak, tujuannya biar lebih semangat mengorganisir jadwal harian, sehingga lebih produktif. Bukan sekedar sibuk tanpa hasil.
DeleteDuuuuh! Ini oenyakit lama, semangat di awal, tapi susah konsisten. Makasih, yaaaa, mau coba lagi, ah
ReplyDeleteSemangat Umi, biar makin produktif.
DeleteKalau saya tulis notes di handphone aja. Soalnya nyobain di jurnal malah nggak konsisten. Semangat mbaaak,
ReplyDelete